Cyber Community
Dosen
: Drs.
Patria Hidayat
Fania Ardhya Rini 132050056
Ilmu Komunikasi – Humas/A
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Cyber Community ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Cyber Media. Kami berterima kasih pada Bapak Drs. Patria
Hidayat selaku Dosen mata kuliah Cyber Media yang telah memberikan tugas ini.
Kami berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Bandung,
Oktober 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia adalah bagian dari masyarakat
yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia membutuhkan masyarakat untuk
mengisi kekosongan yang ada dalam dirinya. Menurut Martin Heidegger seorang
filsuf Jerman, alasan manusia berkomunikasi dengan yang lainnya adalah
pada awalnya manusia mengalami kekosongan dan manusia berkomunikasi dengan
masyarakat untuk mengisi kekosongannya. Kemudian, terdapat sebuah aksioma dalam
komunikasi yaitu “You Cannot Not Communicate (Anda tidak dapat untuk
tidak berkomunikasi)”. Maka dari itu, kita tidak dapat menghindari untuk
tidak berkomunikasi karena sangat penting dalam kehidupan kita.
Dalam berkomunikasi, dibutuhkan
komponen-komponen agar dapat terjalinnya hubungan, diantaranya yaitu speaker,
message, medium dan audience. Speaker adalah pemberi suatu pesan ke
orang lain, message adalah pesan yang dikirimkan oleh pemberi pesan ke
penerima pesan, medium merupakan sebagai media untuk menghantarkan pesan
dari pemberi pesan ke penerima pesan, sedangkan audience adalah penerima
pesan. Model komunikasi tersebut merupakan model komunikasi Aristoteles dan
model komunikasi yang pertama di sejarah perkembangan model komunikasi.
Elemen-elemen dalam komunikasi lainnya adalah noise (gangguan atau
derai), feedback (umpan balik).
Pada awalnya masyarakat berkomunikasi
melalui tatap muka. Tetapi, seiring perkembangan waktu, masyarakat
berkomunikasi tidak secara tatap muka, melainkan melalui jaringan nirkabel.
Salah satunya adalah internet. Perkembangan internet dimulai ketika Departemen
Pertahanan Amerika Serikat mengembangkan Internet pada tahun 1969 antara
kemiliteran dengan sektor privat. Lalu, pada jaman ini, internet dapat
digunakan dalam bidang apapun, tidak hanya untuk militer, tetapi dapat
digunakan sebagai media hiburan.
1.2.Rumusan Masalah
a. Bagaimana
sejarah munculnya Cyber Community
b. Apa itu
Cyber Community
c. Apakah
keuntungan dan kerugian menjadi Cyber Community
d. Bagaimana
solusi untuk meminimalisasi kerugian menjadi Cyber Community
1.3.Tujuan
a. Untuk
mengetahui sejarah Cyber Community
b. Untuk
mengetahui apa itu Cyber Community
c. Untuk
mengeyahui keuntungan dan kerugian menjadi Cyber Community
d. Untuk
mengetahui solusi untuk meminimalisasi kerugian menjadi Cyber Community
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Munculnya Cyber Community
Terdapat wadah untuk melakukan chatting
yang pertama di dunia maya bernama Internet Relay Chat (IRC).
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan
IRC atau Internet Relay Chat. Setahun sesudahnya pengguna kembali melonjak 10
kali lipat sekitar 100.000 pengguna terhubung.
Pada tahun 1990 bisa di anggap tahun yang
paling bersejarah dalam dunia internet, ketika Tim Berners Lee menemukan
program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan
komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut
www, atau Worl Wide Web. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang
dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling
berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan
materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan pengguna
internet meroket menjadi juta.
Akhirnya, terciptalah masyarakat
komunitas invisible tetapi nyata dari para pengguna internet. Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai cyber community.
2.2. Pengertian Cyber Community
Cyber adalah
connected with electronic communication networks, esp the Internet
(berhubungan dengan jaringan komunikasi elektronik, lebih tepatnya adalah
Internet). Community adalah all the living in one place (semua
yang bertempat tinggal dalam satu tempat).
Cyber Community adalah sekumpulan makhluk
bernyawa yang tidak terlihat, tidak terhitung jumlahnya, bebas memutuskan yang
terbaik untuk kehidupan mereka, tidak ada batasan ruang dan waktu tapi mereka
ada dan sangat berpengaruh dengan berpedoman pada kebiasaan & norma hukum
nasional & internasional. dimedia maya ini tidak mengenal semua atribut
manusia didunia nyata. Interaksi sosial-nya hanya mengandalkan username dan isi
tulisan, bentuk interaksinya dituangkan kedalam ruang ruang yang kita namakan
forum, konflik atau hubungan batin yang tercipta berdasarkan persepsi dari
individu masing masing, hanya melulu berasal dari tulisan yang kita buat. Media
cyber community ini juga punya batas, batasan -batasan ini dibuat agar
interaksi sosialnya tidak keluar ring dan menjadi tidak intelektual.Batas batas
ring dijaga oleh petugasnya, biasanya petugas ini kita kenal dengan nama Moderator,
yang punya media biasanya kita namakan Administrator.
2.3. Keuntungan dan Kerugian Menjadi
Cyber Community
A. Keuntungan Menjadi Cyber Community
komunikasi semakin kompleks dalam cyber
community. Tidak hanya seperti model komunikasi Aristoteles yang begitu
lawas, pemberi pesan tidak hanya satu atau dua orang, tetapi terdapat pemberi
pesan/speaker/source yang semakin beragam. Hal tersebut dimulai ketika
pada era akhir 1980-an dimana tumbuhnya media-media baru bermunculan. Ditambah
dengan adanya sosial media yang semakin meraja lela serta jumlah cyber
community khusunya di Indonesia terdapat 63 juta pada tahun 2012,
24,23% dari populasi di Indonesia yang sejumlah pada tahun 2011, 2009 dan 2010
para pengguna internet sebanyak 55 juta, 42 juta dan 30 juta. Pengguna internet
didominasi oleh usia muda dengan rentang usia 12-34 tahun dengan pori 64,2%.
Sedangkan kelompok pengguna internet berusia 20-24 tahun mencapai 15,1% dari
total populasi. Cyber community dapat berkaitan global village.
Global village dicetus oleh Marshall McLuhan. Ibarat sebuah desa, global
village adalah kampung yang sangat besar, disatukan melalui komunikasi dan
di dalamnya terdapat masyarakatnya, cyber community.
Bagi para pengguna media sosial akan
dengan mudah mengetahui keberadaan pengguna lainnya ada di dunia nyata atau di
dunia maya melalui akun media sosialnya. Sosial media dapat menjalin hubungan
antara para penggunanya.
Dengan adanya sosial media, reputasi para
cyber community dapat mempercayai orang lain melalui konten sosial media
orang tersebut. Fungsi terakhir sosial media adalah groups.
Dengan adanya sosial media, para cyber community dapat membuat suatu
kelompok yang memiliki kepentingan dan ketertarikan yang sama.
Para masyarakat dapat berkomunikasi
bahkan melakukan kegiatan ekonomi walaupun jarak yang jauh, contohnya, kita
dapat membeli barang secara online melalui akun-akun media sosial seperti Instagram,
twitter, atau facebook. Selanjutnya, peran sosial media bagi politk dapat
dijadikan wadah kampanye yang murah tapi efektif.
B. Kerugian Menjadi Cyber Community
Kerugian pertama yang didapatkan oleh cyber
community adalah penipuan. Sudah tak asing lagi banyaknya penipuan online
di internet, salah satunya adalah online shop. Penipuan hal ini tak
hanya merugikan dari pihak pembeli, pihak penjual juga pernah terkena kasus
penipuan.
Penipuan informasi juga bisa didapatkan
melalui sosial media. Hal seperti itu disebut hoax. Berdasarkan film dokumenter
yang saya tonton berjudul linimassa2 yang diproduksi oleh ICT Watch dan
WatchDoc, pemberitaan sosial media mengenai kasus kericuhan Ambon bulan 11
September 2012, seakan-akan situasi Ambon sangat membara dan terdapat informasi
yang tidak benar tersebar luas di sosial media. Terdapat isu bahwa di Ambon dan
Masjid terbakar atau terjadi korban pembunuhan, sedangkan, pada faktanya ketika
Almas (narasumber pada film tersebut) di Ambon hal tersebut tidak terjadi.Lalu,
kerugian yang pernah terjadi di kalangan cyber community adalah
penculikan melalui sosial media. Pada bulan Januari-Februari 2010, terdapat 7
kasus penculikan via Facebook.
Kerugian yang didapat cyber community
selanjutnya adalah kecanduan akan pemakaian internet. Pada jaman sekarang,
mayoritas masyarakat diibaratkan lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan
gadget mereka. Hal itu disebut Internet Addiction Disorder (IAD) atau
gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan
internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online,
chatting dan lain-lain. Mereka seolah-olah tidak mempedulikan dunia nyata
mereka, dan hanya berfokus kepada dunia maya.
Dampak dari kecanduan internet juga tidak
main-main. Mulai dari dipecat dari pekerjaan, perceraian, atau kecelakaan mobil
akibat menyetir sambil menulis SMS atau chatting. Beberapa orang juga
dilaporkan meninggal gara-gara main video game selama beberapa
hari nonstop. Akibat posisi duduk yang tak berubah-ubah, mereka mengalami
penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, browsing internet selama
berjam-jam menyebabkan munculnya 'mood negatif' pada pelakunya dan sama halnya
dengan pecandu obat-obatan, suasana hati 'pecandu' internet baru akan membaik
jika mereka kembali bermain internet.
Sosial media dapat memecahkan konsentrasi
kerja ketika cyber community melakukan pekerjaanya sembari membuka
sosial media. Kerugian dari sosial media, internet dan kawan-kawannya adalah
budaya membaca buku semakin menurun di kalangan cyber society. Contoh
yang mudah adalah ketika saya mencari sumber referensi untuk mengerjakan tugas,
saya cenderung mencarinya di Internet dibandingkan di buku. Hal serupa tidak
hanya terjadi kepada saya, tetapi beberapa teman saya mengalami hal yang lama.
Kerugian lain yang didapatkan oleh cyber
community adalah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Ini dapat
dijadikan keutungan pula, tetapi dapat menjadi kerugian. Ketika kita sedang
berkomunikasi secara langsung kepada seseorang ataupun suatu kelompok, kita
malah lebih fokus kepada komunikasi virtual dibandingkan dengan komunikasi yang
nyata. Intensitas untuk berkomunikasi tatap muka bahkan cenderung sedikit
dibandingkan dengan komunikasi melalui internet atau sosial media. Sedangkan,
komunikasi tatap muka mempunyai esensi yang lebih jauh dibandingkan komunikasi
virtual. Komunikasi dengan bertatap muka memberikan komponen yang penting
lainnya seperti komunikasi non verbal. Contoh dari komuikasi non-verbal
adalah paralanguange, penampilan (wajah, bentuk fisik, tatap mata,
pakaian, pupil mata, aksesoris, rambut, artifak), gestura, sentuhan, odor dan
icon. Bahkan, sosial media bagi cyber community juga berdampak
tidak baik bagi hubungan pertemanan.
2.4.
Solusi Untuk Meminimalisasi Kerugian Menjadi Cyber Community
Pertama, cyber community harus
memiliki kemampuan media literacy. Media literacy is the ability to
interpret mindfully the positive and negative meaning and effect one encounters
is media (media literasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan penuh
dengan perhatian efek positif dan negatif dalam menghadapi suatu media). Cyber
community harus berfikir secara kritis, apakah informasi yang para cyber
community terima merupakan fakta atau hanya sebagai kabar burung. Cyber
community harus memeriksa terlebih dahulu berdasarkan sumber-sumber yang
lain. Jika hal tersebut memiliki nilai kebenarannya, cyber community dapat
membagi informasi yang didapatkan kepada orang lain. Dalam sosial media, cara
yang dilakukan Twitter dengan me-retweet.
Kemudian, para cyber community diharapkan
tidak memberikan atau menampilkan informasi pribadi di dunia maya karena hal
tersebut merupakan peluang bagi penjahat untuk beraksi. Sebaiknya para cyber
community tidak mencantumkan nomor telepon, alamat rumah karena hal
tersebut dapat membahayakan. Tak luput kepada orang tua memantau apa yang
dilakukan oleh buah hatinya, jangan sampai peristiwa yang tidak diinginkan
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar