Rabu, 14 Oktober 2015

Cyber Community

Diposting oleh Tugas Cyber Media di 04.00



Cyber Community
 Dosen             : Drs. Patria Hidayat





Fania Ardhya Rini    132050056
Ilmu Komunikasi – Humas/A



ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Cyber Community ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cyber Media. Kami berterima kasih pada Bapak Drs. Patria Hidayat selaku Dosen mata kuliah Cyber Media yang telah memberikan tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.


  
Bandung, Oktober 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia adalah bagian dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia membutuhkan masyarakat untuk mengisi kekosongan yang ada dalam dirinya. Menurut Martin Heidegger seorang filsuf Jerman, alasan manusia berkomunikasi dengan yang lainnya adalah pada awalnya manusia mengalami kekosongan dan manusia berkomunikasi dengan masyarakat untuk mengisi kekosongannya. Kemudian, terdapat sebuah aksioma dalam komunikasi yaitu “You Cannot Not Communicate (Anda tidak dapat untuk tidak berkomunikasi)”. Maka dari itu, kita tidak dapat menghindari untuk tidak berkomunikasi karena sangat penting dalam kehidupan kita.
Dalam berkomunikasi, dibutuhkan komponen-komponen agar dapat terjalinnya hubungan, diantaranya yaitu speaker, message, medium dan audience. Speaker adalah pemberi suatu pesan ke orang lain, message adalah pesan yang dikirimkan oleh pemberi pesan ke penerima pesan, medium merupakan sebagai media untuk menghantarkan pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan, sedangkan audience adalah penerima pesan. Model komunikasi tersebut merupakan model komunikasi Aristoteles dan model komunikasi yang pertama di sejarah perkembangan model komunikasi. Elemen-elemen dalam komunikasi lainnya adalah noise (gangguan atau derai), feedback (umpan balik).
Pada awalnya masyarakat berkomunikasi melalui tatap muka. Tetapi, seiring perkembangan waktu, masyarakat berkomunikasi tidak secara tatap muka, melainkan melalui jaringan nirkabel. Salah satunya adalah internet. Perkembangan internet dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengembangkan Internet pada tahun 1969 antara kemiliteran dengan sektor privat. Lalu, pada jaman ini, internet dapat digunakan dalam bidang apapun, tidak hanya untuk militer, tetapi dapat digunakan sebagai media hiburan.

1.2.Rumusan Masalah
a.       Bagaimana sejarah munculnya Cyber Community
b.      Apa itu Cyber Community
c.       Apakah keuntungan dan kerugian menjadi Cyber Community
d.      Bagaimana solusi untuk meminimalisasi kerugian menjadi Cyber Community

1.3.Tujuan
a.       Untuk mengetahui sejarah Cyber Community
b.      Untuk mengetahui apa itu Cyber Community
c.       Untuk mengeyahui keuntungan dan kerugian menjadi Cyber Community
d.      Untuk mengetahui solusi untuk meminimalisasi kerugian menjadi Cyber Community

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Munculnya Cyber Community
Terdapat wadah untuk melakukan chatting yang pertama di dunia maya bernama Internet Relay Chat (IRC).  Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun sesudahnya pengguna kembali melonjak 10 kali lipat sekitar 100.000 pengguna terhubung.
Pada tahun 1990 bisa di anggap tahun yang paling bersejarah dalam dunia internet, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan pengguna internet meroket menjadi juta.
Akhirnya, terciptalah masyarakat komunitas invisible tetapi nyata dari para pengguna internet. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai cyber community.

2.2. Pengertian Cyber Community
Cyber adalah connected with electronic communication networks, esp the Internet (berhubungan dengan jaringan komunikasi elektronik, lebih tepatnya adalah Internet). Community adalah all the living in one place  (semua yang bertempat tinggal dalam satu tempat).
Cyber Community adalah sekumpulan makhluk bernyawa yang tidak terlihat, tidak terhitung jumlahnya, bebas memutuskan yang terbaik untuk kehidupan mereka, tidak ada batasan ruang dan waktu tapi mereka ada dan sangat berpengaruh dengan berpedoman pada kebiasaan & norma hukum nasional & internasional. dimedia maya ini tidak mengenal semua atribut manusia didunia nyata. Interaksi sosial-nya hanya mengandalkan username dan isi tulisan, bentuk interaksinya dituangkan kedalam ruang ruang yang kita namakan forum, konflik atau hubungan batin yang tercipta berdasarkan persepsi dari individu masing masing, hanya melulu berasal dari tulisan yang kita buat. Media cyber community ini juga punya batas, batasan -batasan ini dibuat agar interaksi sosialnya tidak keluar ring dan menjadi tidak intelektual.Batas batas ring dijaga oleh petugasnya, biasanya petugas ini kita kenal dengan nama Moderator, yang punya media biasanya kita namakan Administrator.

2.3. Keuntungan dan Kerugian Menjadi Cyber Community
A. Keuntungan Menjadi Cyber Community
komunikasi semakin kompleks dalam cyber community. Tidak hanya seperti model komunikasi Aristoteles yang begitu lawas, pemberi pesan tidak hanya satu atau dua orang, tetapi terdapat pemberi pesan/speaker/source yang semakin beragam. Hal tersebut dimulai ketika pada era akhir 1980-an dimana tumbuhnya media-media baru bermunculan. Ditambah dengan adanya sosial media yang semakin meraja lela serta jumlah cyber community khusunya di Indonesia terdapat 63 juta pada tahun 2012, 24,23% dari populasi di Indonesia yang sejumlah pada tahun 2011, 2009 dan 2010 para pengguna internet sebanyak 55 juta, 42 juta dan 30 juta. Pengguna internet didominasi oleh usia muda dengan rentang usia 12-34 tahun dengan pori 64,2%. Sedangkan kelompok pengguna internet berusia 20-24 tahun mencapai 15,1% dari total populasi. Cyber community dapat berkaitan global village. Global village dicetus oleh Marshall McLuhan. Ibarat sebuah desa, global village adalah kampung yang sangat besar, disatukan melalui komunikasi dan di dalamnya terdapat masyarakatnya, cyber community.
Bagi para pengguna media sosial akan dengan mudah mengetahui keberadaan pengguna lainnya ada di dunia nyata atau di dunia maya melalui akun media sosialnya. Sosial media dapat menjalin hubungan antara para penggunanya.
Dengan adanya sosial media, reputasi para cyber community dapat mempercayai orang lain melalui konten sosial media orang tersebut. Fungsi terakhir sosial media adalah groups. Dengan adanya sosial media, para cyber community dapat membuat suatu kelompok yang memiliki kepentingan dan ketertarikan yang sama.
Para masyarakat dapat berkomunikasi bahkan melakukan kegiatan ekonomi walaupun jarak yang jauh, contohnya, kita dapat membeli barang secara online melalui akun-akun media sosial seperti Instagram, twitter, atau facebook. Selanjutnya, peran sosial media bagi politk dapat dijadikan wadah kampanye yang murah tapi efektif.

B. Kerugian Menjadi Cyber Community
Kerugian pertama yang didapatkan oleh cyber community adalah penipuan. Sudah tak asing lagi banyaknya penipuan online di internet, salah satunya adalah online shop. Penipuan hal ini tak hanya merugikan dari pihak pembeli, pihak penjual juga pernah terkena kasus penipuan.
Penipuan informasi juga bisa didapatkan melalui sosial media. Hal seperti itu disebut hoax. Berdasarkan film dokumenter yang saya tonton berjudul linimassa2 yang diproduksi oleh ICT Watch dan WatchDoc, pemberitaan sosial media mengenai kasus kericuhan Ambon bulan 11 September 2012, seakan-akan situasi Ambon sangat membara dan terdapat informasi yang tidak benar tersebar luas di sosial media. Terdapat isu bahwa di Ambon dan Masjid terbakar atau terjadi korban pembunuhan, sedangkan, pada faktanya ketika Almas (narasumber pada film tersebut) di Ambon hal tersebut tidak terjadi.Lalu, kerugian yang pernah terjadi di kalangan cyber community adalah penculikan melalui sosial media. Pada bulan Januari-Februari 2010, terdapat 7 kasus penculikan via Facebook.
Kerugian yang didapat cyber community selanjutnya adalah kecanduan akan pemakaian internet. Pada jaman sekarang, mayoritas masyarakat diibaratkan lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget mereka. Hal itu disebut Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Mereka seolah-olah tidak mempedulikan dunia nyata mereka, dan hanya berfokus kepada dunia maya.
Dampak dari kecanduan internet juga tidak main-main. Mulai dari dipecat dari pekerjaan, perceraian, atau kecelakaan mobil akibat menyetir sambil menulis SMS atau chatting. Beberapa orang juga dilaporkan meninggal gara-gara main video game selama beberapa hari nonstop. Akibat posisi duduk yang tak berubah-ubah, mereka mengalami penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, browsing internet  selama berjam-jam menyebabkan munculnya 'mood negatif' pada pelakunya dan sama halnya dengan pecandu obat-obatan, suasana hati 'pecandu' internet baru akan membaik jika mereka kembali bermain internet.
Sosial media dapat memecahkan konsentrasi kerja ketika cyber community melakukan pekerjaanya sembari membuka sosial media. Kerugian dari sosial media, internet dan kawan-kawannya adalah budaya membaca buku semakin menurun di kalangan cyber society. Contoh yang mudah adalah ketika saya mencari sumber referensi untuk mengerjakan tugas, saya cenderung mencarinya di Internet dibandingkan di buku. Hal serupa tidak hanya terjadi kepada saya, tetapi beberapa teman saya mengalami hal yang lama.
Kerugian lain yang didapatkan oleh cyber community adalah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Ini dapat dijadikan keutungan pula, tetapi dapat menjadi kerugian. Ketika kita sedang berkomunikasi secara langsung kepada seseorang ataupun suatu kelompok, kita malah lebih fokus kepada komunikasi virtual dibandingkan dengan komunikasi yang nyata. Intensitas untuk berkomunikasi tatap muka bahkan cenderung sedikit dibandingkan dengan komunikasi melalui internet atau sosial media. Sedangkan, komunikasi tatap muka mempunyai esensi yang lebih jauh dibandingkan komunikasi virtual. Komunikasi dengan bertatap muka memberikan komponen yang penting lainnya seperti komunikasi non verbal. Contoh dari komuikasi non-verbal  adalah  paralanguange, penampilan (wajah, bentuk fisik, tatap mata, pakaian, pupil mata, aksesoris, rambut, artifak), gestura, sentuhan, odor dan icon. Bahkan, sosial media bagi cyber community juga berdampak tidak baik bagi hubungan pertemanan.

2.4. Solusi Untuk Meminimalisasi Kerugian Menjadi Cyber Community
Pertama, cyber community harus memiliki kemampuan media literacy. Media literacy is the ability to interpret mindfully the positive and negative meaning and effect one encounters is media (media literasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan penuh dengan perhatian efek positif dan negatif dalam menghadapi suatu media). Cyber community harus berfikir secara kritis, apakah informasi yang para cyber community terima merupakan fakta atau hanya sebagai kabar burung. Cyber community harus memeriksa terlebih dahulu berdasarkan sumber-sumber yang lain. Jika hal tersebut memiliki nilai kebenarannya, cyber community dapat membagi informasi yang didapatkan kepada orang lain. Dalam sosial media, cara yang dilakukan Twitter dengan me-retweet.
Kemudian, para cyber community diharapkan tidak memberikan atau menampilkan informasi pribadi di dunia maya karena hal tersebut merupakan peluang bagi penjahat untuk beraksi. Sebaiknya para cyber community tidak mencantumkan nomor telepon, alamat rumah karena hal tersebut dapat membahayakan. Tak luput kepada orang tua memantau apa yang dilakukan oleh buah hatinya, jangan sampai peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.


DAFTAR PUSTAKA




0 komentar:

Posting Komentar

 

Tugas Cyber Media Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting