CITIZEN JOURNALISM
Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas Cyber Media
Dosen
: Drs. Patria Hidayat
Fania Ardhya
Rini
132050056
Ilmu Komunikasi –
Humas/A
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Citizen
journalism, selanjutnya disebut CJ, akhir-akhir ini menjadi perbincangan para
pakar media internasional karena di beberapa negara ternyata memiliki kemampuan
menjadi media alternatif bagi warga, bahkan pada beberapa kasus menyaingi
eksistensi jurnalisme profesional dalam hal ini televisi, surat kabar dan
radio. Sebut saja blog ohmynews.com di Korea Selatan yang efektif menyuarakan
aspirasi warganya, Stomp.sg milik warga Singapura dan malaysiakini.com milik
warga Malaysia yang disebut-sebut sebagai media oposisi pemerintah. Pada
perkembangannya kemunculan CJ mendapatkan penolakan dari mainstream media yang
merasa citizen jurnalis bukan profesional yang bisa melakukan reportase
layaknya jurnalis profesional. Misalnya saja The New York Times yang
mempertanyakan keakuratan dan objektifitas hasil peliputan CJ. Tradisional
jurnalist juga mengaku skeptis dan menganggap CJ tidak dapat melakukan
peliputan dengan baik karena hanya jurnalist terlatih yang mengetahui etika
media saat melakukan peliputan. Meski mendapat kritikan pedas semacam ini,
namun CJ terus berkembang, bahkan pada beberapa peristiwa penting di dunia CJ
menjadi pihak nomer 1 yang memberikan informasi kepada masyarakat. Misalnya
saja saat stunami terbesar di Samudera Hindia, video dan informasi penting
justru bersumber dari blog yang dimiliki warga. Jurnalisme warga atau yang
biasa disebut citizen journalism adalah kegiatan partisipasi aktif yang
dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis,
serta penyampaian informasi dan berita. Jurnalisme warga merupakan suatu tren
baru yang akan terus berkembang di masyarakat. Salah satu fenomena aktual yang
berkaitan dengan citizen journalis (jurnalisme warga negara) dalam proses
penyebaran informasi adalah maraknya aktivitas blog. Kehadiran blog, menjadikan
internet benar-benar diperhitungkan di dunia media. Citizen journalism membuka
ruang wacana bagi warga lebih meluas. Blog menjadi bagian dari proses revolusi
komunikasi. Kegiatan pemberitaan yang beralih ke tangan orang biasa
memungkinkan berlangsungnya pertukaran pandangan yang lebih spontan dan lebih
luas dari media konvensional. Intensitas dari partisipasi ini adalah untuk
menyediakan informasi yang independen, akurat, relevan yang mewujudkan
demokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perkembangan di Indonesia
Kemunculan
jurnalisme warga di Indonesia bermula pada masa Orde Baru, saat Soeharto
berkuasa, di mana pada saat itu arus informasi dari media massa kepada
masyarakat dijaga ketat oleh pemerintah dan aparatnya. Masa Orde Baru yang
dikenal dengan sistem pers tertutupnya, memaksa pers untuk lebih mengedepankan
agenda kebijakan, khususnya kebijakan eksekutif. Pers lebih banyak memberitakan
kebijakan pemerintah. Dominannya penggunaan sumber berita eksekutif menjadikan
pemberitaan pers menjadi top down. Di Indonesia, jurnalisme ala warga telah
hadir dalam keseharian melalui acara-acara talkshow di radio khususnya sejak
awal tahun 90-an. Karena dilarang pemerintah menyiarkan program siaran berita,
beberapa stasiun radio mengusung format siaran informasi. Pada program
siarannya, stasiun radio tersebut (diantaranya adalah Radio Mara 106,7 FM di
Bandung yang menjadi pionir siaran seperti ini) menyiarkan acara talkshow yang
mengajak pendengar untuk aktif berpartisipasi melalui telepon untuk
menyampaikan informasi maupun pendapat tentang sebuah topik hangat. Pada masa
orde baru acara siaran tersebut efektif menjadi saluran khalayak menyampaikan
keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa. Setelah UU Penyiaran No.32
Tahun 2002, kehadiran community based media di bidang penyiaran pun akhirnya
terakomodasi. kehadiran radio dan televisi komunitas menjadi legal. Legalitas
ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. Melalui radio
atau televisi komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat, tentang
hal-hal terdekat dengan keseharian mereka, yang biasanya luput diliput oleh
media-media besar. Pada radio siaran, biaya peralatan, operasional siaran dan
pesawat penerima yang relative murah. Bahkan beberapa stasiun televisi ada yang
membuat program khusus untuk itu. Sejumlah mailing list menjadi pelarian warga
yang mampu mengakses internet akibat media massa konvensional saat itu tidak
ada yang berani mengkritik rezim. Kehadiran blog ini baru dianggap sebagai ancaman
karena sifat interaktifnya, yang tidak mungkin dilakukan media massa
konvensional. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan lugas membuat
citizen journalism kian subur. Citizen journalism sendiri merupakan salah satu
jalan yang digunakan untuk mengembangkan sayap jurnalis, bergerilya lewat
digital untuk misi jurnalisme, sebagai wahana publik dalam bahasa merupakan
jurnalisme akar rumput.
2.2. Tujuan Citizen Journalism
Citizen
journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik namun lebih
menitik beratkan pada “inilah yang terjadi di lingkungan kita”. Pemberitaan
citizen journalism lebih mendalam dengan proses penayangan berita di televisi,
dengan menggunakan visual dari masyarakat. Citizen journalism dinilai sebagai
bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk menyuarakan pendapat secara lebih
leluasa, terstruktur, serta dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi
rujukan alternatif. Agar warga masyarakat dapat menerima informasi secara cepat
dari berbagai belahan dunia. Bagi orang-orang yang sibuk, dan tidak sempat
berinteraksi dengan suatu media massa ataupun media elektronik. Citizen
Journalism juga bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat berinteraksi dan
menyebarkan informasi secara cepat dan benar dan singkat, padat, dan dapat
dipercaya (realistis). Walaupun bukan jurnalis yang profesional, masyarakat
dapat mengabarkan sesuatu yang mungkin tadinya tidak penting menjadi penting.
2.3. Fungsi Citizen Journalism
a. Sebagai
sumber informasi
b. Sebagai
kontrol sosial
c. Sebagai
sarana partisipasi masyarakat4.
d. Sebagai
ruang publik
e. Sebagai
media alternative
2.4. Kelebihan Citizen Journalism
Dibandingkan
dengan implikasi-implikasi negatif yang ada, saya dapat mengakui bahwa pada
hakikatnya fenomena citizen journalism ini cukup banyak juga manfaatnya.
Citizen journalism memacu orang untuk dapat berkarya lebih giat lagi dalam hal
tulis menulis. Semakin banyak penulis-penulis muda yang terlahir dengan bantuan
fenomena citizen journalism. Saya merupakan salah satu penggemar blog. Sebagai
sgorang penggemar, saya merasakan betul dampak kegemaran saya mengelola blog
dengan penempatan minat saya dalam wadah yang sesuai. Keberadaan citizen
journalism juga sudah barang tentu meningkatkan wawasan masyarakat luas tentang
perkembangan isu yang terjadi di dunia. Uniknya lagi, masyarakat sebagai subjek
dan objek dari citizen journalism ini akan lebih kritis dalam menghadapi
persoalan. Satu hal yang terakhir yang diajrkan dari citizen journalism adalah
ia mengajari kita arti sebuah perbedaan. Selalu ada perbedaan pendapat, sikap,
perilaku. Semua hal itu adalah hal yang wajar, tergantung dari bagaimana
masyarakat yang bersangkutan menghadapi perbedaan tersebut.
2.5. Kelemahan Citizen Journalism
Suatu
fenomena memang tak terlepas dengan implikasi-implikasi yang mengikutinya.
Diantara beragam implikasi yang mungkin terjadi, salah satunya tentu adalah
implikasi negative yang berujung pada sebuah kategori akhir bahwa hal tersebut
adalah kelemahan dari suatu hal yang kita teliti. Citizen journalism.
Menceritakan sebuah kisah tentang kebebasan berpendapat yang kemudian dalam
pelaksanaannya cukup membuat insan pers khawatir. Bagaimana tidak, hal tersebut
bisa dikatakan adalah sebuah ladang yang tadinya ekslusif bagi para wartawan,
sekarang bisa dimasuki oleh siapapun juga. Dalam sebuah situs dikatakan, hal
ini bisa jadi adalah sebuah ancaman tentang terbentuknya kekuatan baru di
samping kekuatan pers yang legal di mata pemerintah. Ancaman ataupun tidak
sebenarnya hal tersebut tergantung dari bagaimana cara kita menyikapinya. Suatu
fenomena akan menjadi suatu masalah bila kita melihatnya dari sudut pandang
negatifnya, tapi bisa saja berubah menjadi suatu hal yang baik bila kita memang
bisa mencari nilai-nilai baik dari fenomena itu. Meskipun terkadang pencapaian
ke arah itu memerlukan perjuangan yang tidak mudah.
2.6.
Ciri-ciri Jurnalisme Online :
·
Sifatnya yang real
time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan
pada saat kejadian sedang berlangsung.Ini barangkali tidak terlalu baru untuk
jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.
·
Dari sisi penerbit,
mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh
periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja
selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan
berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para
pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah
peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
·
Menyertakan
unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang
membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih
kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama
sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web. Bersifat
interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya
jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan
sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi
secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan
pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.
·
Tidak membutuhkan
organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam
konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan.
·
Tidak membutuhkan
penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga
tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana
yang masuk akal atau tidak.
·
Tidak ada biaya
berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau
audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan
·
Relatif lebih
terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital.
2.7. Perkembangan Teknologi dan Peluang Citizen Journalism
Citizen
journalism berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, media
terutama internet. Karena setiap orang kini bisa menulis dan menyampaikan
tulisannya kepada khalayak dengan mudah.
Aurelia dkk di
Blogdetik (2008] mencatat, saat ini di Indonesia citizen journalism berkembang
dengan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya blog yang ada di
Indonesia dan dibuat oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan blog tersebut telah
menandakan citizen journalism merupakan satu fenomena yang diminati dan
akan terus berkembang dalam masyarakat. Keterbukaan dalam hal pengaksesan
ataupun penyampaian informasi yang dimiliki oleh citizen journalism yang
seiring dengan perkembangan jurnalisme online yang terus meningkat, menyebabkan
keberadaan citizen journalism akan terus eksis.
Berkembangnya
jurnalisme online di Indonesia saat ini, dapat semakin menguatkan perkembangan citizen
journalism. Dalam citizen journalism, masyarakat dapat membahas
hal-hal yang tengah ‘hangat’ dalam masyarakat dalam segala aspek. Kini, minat
masyarakat pada jurnalisme online terus meningkat. Jurnalisme online telah
menjadi prioritas bagi masyarakat dalam mengakses informasi. Hal ini
menyebabkan perkembangan dari citizen journalism akan terus meningkat.
Fungsi dari jurnalisme online tidak hanya sebagai alat uintuk mendapat
informasi, tetapi juga dapat sebagai pertukaran informasi para penggunanya,
dimana para penggunanya bersifat heterogen. Hal ini dapat menjadi kekuatan dari
citizen journalism.
Selain kekuatan yang dimiliki citizen
journalism, dimana citizen journalism memungkinkan masyarakat dapat
bertukar informasi mengenai suatu hal yang dapat membuat masyarakat semakin
terbuka wawasannya, citizen journalism juga memiliki kendala yang sulit
dihindari yang otomatis dapat menjadi tantangan bagi keberadaan citizen
journalism ke depan.
Sifat citizen journalism
yang memungkinkan semua pengakses internet dapat memasukkan informasi yang ia
miliki melalui internet, dapat menyebabkan keadaan semacam ’penyalahgunaan
wewenang’ oleh pengakses. Tidak adanya batasan yang jelas mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dimasukkan dalam internet telah membuat situs dan blog
memuat informasi yang tidak seharusnya. Contoh: Blog yang menjelek-jelekkan
pihak/lembaga tertentu.
Selain tidak adanya batas yang
jelas, hal lain yang dapat menjadi tantangan dalam citizen journalism adalah
masyarakat atau orang-orang yang memasukkan informasi melalui internet tidak
harus melalui pendidikan jurnalisme terlebih dahulu. Dalam citizen
journalism, semua orang dapat menjadi wartawan. Oleh sebab itu, terkadang
berita yang dimuat terkadang tidak sesuai dengan aturan penulisan berita atau
etika jurnalisme yang ada.
2.8. Etika
Citizen Journalism
Blogger senior dan praktisi
komunikasi Wimar Witoelar pernah mengungkapkan, blog boleh dibilang bersifat
komunal. Di dunia blog, transparansi dan akuntabilitas menjadi kata kunci.
Seorang penulis blog tidak lagi dianggap yang paling tahu. Pendapat-pendapatnya
bisa dikritisi oleh siapa pun lantaran sifat blog yang transparan. Inilah
paradigma baru dari blog. Melalui blog akan tercipta citizen journalism,
di mana setiap orang bebas berpendapat.
Karena itu,
menjadi citizen journalist juga ada etikanya. Etika citizen
journalism kurang lebih sama dengan etika menulis di media online. Di
antaranya sebagai berikut:
3. Tidak menyebarkan berita bohong
4. Tidak mencemarkan nama baik
5. Tidak memicu konflik SARA
6. Tidak memuat konten pornografi
7. Dll
2.9. Klasifikasi Bentuk
A. Steve Outing
pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism
sebagai berikut:
·
Citizen journalism membuka ruang untuk komentar
publik. Dikenal dengan surat pembaca
·
Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari
artikel yang ditulis.
·
Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan
nonjurnalis yang memiliki kemampuandalam materi yang dibahas. Tujuannya untuk
memeriksa keakuratan artikel
·
Bloghouse warga. Misalnya adalah wordpress, blogger,
atau multiply. Orang bisa berbagi cerita tentang dunia berdasarkan
pengalaman dan sudut pandangnya.
·
Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini
merupakan blog yang disediakansebuah organisasi media sebagai upayatersebut.
·
Stand-alone citizen journalism site, yang melalui
proses editing. Sumbangan laporandari warga, biasanya tentang hal-halyang
sifatnya sangat lokal, yang dialami langsungoleh warga.
·
Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui
proses editing.
·
Gabungan stand-alone citizen journalism website dan
edisi cetak.
·
Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja
organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan
jurnalis warga. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan
menerima tulisan jurnalis warga.
·
Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang
editor. Setiap orang bisamenulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi
tambahan atau komentar terhadapkomentar yang terbit.
B. D Lasica
lewat tulisannya dalam Online Journalims Review (2003) pernah membagimedia
untuk citizen journalism dalam beberapa bentuk;
·
Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar
pengguna yang dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi,
foto atau video gambar yang ditangkap darikamera HP, atau berita lokal yang
ditulis oleh penghuni sebuah komunitas).
·
Berita independen dan informasi yang ditulis dalam
website.
·
Partisipasi di berita situs. Berisi komentar-komentar
pembaca atas sebuah berita yangdisiarkan oleh media tertentu. Beberapa koran
seperti Media Indonesia, Koran Tempomembuka space komentar dari pembaca tentang
sebuah berita yang disajikan
·
Tulisan ringan seperti dalam milis, e-mail.
·
Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).
BAB III
3.1. KESIMPULAN
Perkembangan
Citizen Journalism di Indonesia bermula pada masa Orde Baru, dimana masa Orde
Baru dikenal dengan pers nya yang tertutup dan hanya mengedepankan berita yang
menyangkut kebijakan eksekutif. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat
dan lugas memberikan ruang bagi citizen journalism untuk dapat berkembang pesat
dan mengembangkan kemampuan jurnalisnya yang didukung juga oleh perkembangan
teknologi yang semakin maju seperti internet dan media massa. Walaupun bukan
jurnalis yang profesional, masyarakat dapat mengabarkan sesuatu yang mungkin
tadinya tidak penting menjadi penting. Citizen journalism melatih masyarakat
untuk turut berpartisipasi aktif dalam melaporkan kejadian penting yang ada di
sekitarnya secara akurat , cepat, benar, dan dapat dipercaya untuk dapat di
sebarkan kepada khalayak luas. Dan secara tidak langsung Citizen Journalism ini
menjadi wadah bagi masyarakat untuk dapat menyalurkan informasi dan aspirasinya
kepada publik, sehingga publik cepat mengetahui berbagai informasi di
daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh wartawan profesional media massa.
3.2. Saran
Banyaknya informasi yang dihasilkan oleh Citizen
Journalism mempunyai dampak positif bagi lancarnya arus informasi,
akan tetapi banyak juga informasi/ berita yangditampilkan mengandung banyak
kepentingan sendiri bagi penulis/pelapornya. Untuk itumasyarakat akan lebih
baik, selektif dalam menerima berita/informasi yang layak danmemang penting di
ketahui untuk khalayak luas. Tindakan selektif dalam menerima
sebuahinformasi/berita yang di dapatkan, dapat mengurangi kesalahpahaman dalam
menilaikebenaran sebuah berita.
Sumber:
http://photografi-jalanan.com/2009/01/citizen-journalism.html
http://media.kompasiana.com/new-media/2012/04/20/citizen-journalism-apa-dan-bagaimana-451185.html
https://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/13/citizen-journalism/
http://id.scribd.com/doc/144419823/Makalah-Citizen-Journalism#scribd
https://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/13/citizen-journalism/
http://id.scribd.com/doc/144419823/Makalah-Citizen-Journalism#scribd